JellyPages.com

Tuesday 8 July 2014

KOTA PONTIANAK

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia. Kota ini juga dikenal dengan nama 坤甸 (Pinyin: Kūndiàn) oleh etnis Tionghoa di Pontianak.

Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu, Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota disimbolkan di dalam logo Kota Pontianak.

Nama Pontianak yang berasal dari Bahasa Melayu ini dipercaya ada kaitannya dengan kisah Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan di mana meriam itu jatuh, maka di sanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh di dekat persimpang Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang kini dikenal dengan nama Kampung Beting.

Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang ditandai dengan membuka hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami' (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur

Kota Pontianak terletak pada Lintasan Garis Khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara 0,1 sampai 1,5 meter diatas permukaan laut. Kota dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Landak. Dengan demikian Kota Pontianak terbagi atas tiga belahan.
Struktur tanah kota merupakan lapisan tanah gambut bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Lapisan tanah liat baru dicapai pada kedalaman 2,4 meter dari permukaan laut. Kota Pontianak termasuk beriklim tropis dengan suhu tinggi (28-32 °C dan siang hari 30 °C).
Rata–rata kelembaban nisbi dalam daerah Kota Pontianak maksimum 99,58% dan minimum 53% dengan rata–rata penyinaran matahari minimum 53% dan maksimum 73%.[9]
Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3.000–4.000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari.[9]
Secara administratif, kota Pontianak dibagi atas enam kecamatan, yaitu Pontianak Selatan, Pontianak Timur, Pontianak Barat, Pontianak Utara, Pontianak Kota, dan Pontianak Tenggara, yang kemudian dibagi lagi menjadi 29 kelurahan.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, penduduk Kota Pontianak berjumlah 554.764 jiwa, terdiri dari 277.971 (50,1%) laki-laki dan 276.793 (49,9%) perempuan.[10]
Suku bangsa penduduk Kota Pontianak terdiri dari Cina (31,2%), Melayu (26,1%), Bugis (13,1%), Jawa (11,7%), Madura (6,4%), Dayak, dan lainnya.[2]
Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam (75,4%), sisanya memeluk agama Buddha (12%), Katolik (6,1%), Protestan (5%), Konghucu (1,3%), Hindu (0,1%), dan lainnya (0,1%).[1]
Hampir seluruh penduduk Kota Pontianak memahami dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Namun bahasa ibu masing-masing juga umum digunakan, antara lain Bahasa Melayu Pontianak, Bahasa Tiociu, Bahasa Khek, dan bahasa daerah lainnya.

PARIWISATA 
Pariwisata Kota Pontianak didukung oleh keanekaragaman budaya penduduk Pontianak, yaitu Dayak, Melayu, dan Tionghoa. Suku Dayak memiliki pesta syukur atas kelimpahan panen yang disebut Gawai dan masyarakat Tionghoa memiliki kegiatan pesta tahun baru Imlek, Cap Go Meh, dan perayaan sembahyang kubur (Cheng Beng atau Kuo Ciet) yang memiliki nilai atraktif turis.
Kota Pontianak juga dilintasi oleh garis khatulistiwa yang ditandai dengan Tugu Khatulistiwa di Pontianak Utara. Selain itu kota Pontianak juga memiliki visi menjadikan Pontianak sebagai kota dengan pariwisata sungai.
Pontianak juga dikenal sebagai tempat wisata kuliner. Keanekaragaman makanan menjadikan Pontianak sebagai surga kuliner. Makanan yang terkenal antara lain:
  • Air Tahu dan Kembang Tahu, yang dikenal juga dengan susu soya
  • Bakcang (ketan yang dikukus dan diisi daging ayam, sawi asin, kacang tanah, dan ebi, terkadang ditambahkan lauk lainnya)
  • Bakpao (sejenis roti yang diisi dengan kacang hijau, ayam, sapi, atau babi)
  • Bubur Pedas
  • Chai Kwe (semacam pastel berisi bengkuang, kuchai, talas, atau kacang; ada yang dikukus dan ada yang digoreng)
  • Hekeng (daging goreng yang dibuat dari udang)
  • Hu Ju (tahu yang dengan kuah berwarna merah yang asin)
  • Ie atau Jan atau onde-onde (sup manis yang dibuat dari tepung kanji dengan bola-bola kecil berwarna merah dan putih)
  • Ikan asam pedas (sup ikan dengan bumbu asam-pedas)
  • Kaloci atau kue mochi (kue yang dibuat dari tepung kanji dan luarnya diselimuti kacang tanah, wijen, dan gula)
  • Keladi
  • Kengci Kwetiau (kwetiau goreng dengan lauk sayuran)
  • Ki Cang (ketan yang dikukus, digolongkan kue dan cara menikmatinya dengan menaburkan gula)
  • Kuan Chiang (sejenis sosis, berwarna merah kehitaman)
  • Kue Bulan atau Gwek Pia (kue yang diisi dengan kacang hijau)
  • Kwe Cap (sup dengan kulit babi, semacam kwetiau, tahu, kacang, dan kadang-kadang ditambah daging)
  • Kwe Kia Theng (sup dengan isi jeroan babi)
  • Kwetiau (sejenis mie, ada yang goreng dan kuah)
  • Lemang (ketan yang dibakar)
  • Lempok Durian
  • Minuman Lidah Buaya
  • Nasi Ayam (nasi campur dengan kuah khas dengan lauk ayam, babi, sayur asam, dan timun)
  • Nasi Capcai (nasi dengan banyak jenis sayur)
  • Pacri Nanas
  • Pekasam
  • Peng Kang (sejenis lemper, diisi ebi)
  • Pindang
  • Pwe Ki Mue atau bubur pesawat (bubur yang ditambahkan telur, daging babi, dan lemak dengan cita rasa khas)
  • Sambal Goreng Tempoyak
  • Tau Swan (sup kacang hijau ditambah potongan-potongan kue yang digoreng dan mirip kerupuk ca kue)
  • Sio Bi (seperti siomay, namun memiliki cita rasa tersendiri dengan sausnya yang juga berbeda rasanya)
  • Sotong Pangkong
  • Tun Koi (sup sari pati ayam dengan kunyit dan ginseng)
  • Yam Mi (sejenis mie namun sangat kecil dengan lauk khas di atasnya)

Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pontianak

No comments:

Post a Comment